Perasaan pesimis menggelayuti para pengamat Israel di badan keamanan, media massa dan badan intelijen militernya. Mereka menyaksikan gelombang massa ribuan pendukung Hamas di jantung kota Nablus untuk menghadiri festival milad Hamas ke-25.
Festival milad Hamas ini digelar setelah beberapa tahun dilarang oleh badan keamanan Otoritas Palestina, bahkan seluruh aktivitasnya dilarang, disamping aksi penangkapan kader mereka,
penutupan lembaga dan pemecatan pegawai pemerintah dari kader Hamas. Semua yang dilakukan Otoritas Palestina ini atas koordinasi keamanan dengan badan intelijen dalam negeri Israel Shabak.
Peristiwa milad yang diramaikan oleh ribuan massa ini mengagetkan badan keamanan Israel yang selama ini meyakini bahwa koordinasi keamanan (otoritas Palestina dan Israel), pengejaran kader-kader hamas menjamin akan mengakhiri keradaan Hamas di lapangan. Namun halaman umum, pasar-pasar dan rumahnya yang kemarin menampung ribuan pendukung Hamas di hari miladnya menunjukkan ada perimbangan baru. Itu menunjukkan Hamas sangat sulit dihabisi dan ia lebih kuat dari sekedar dihadapkan oleh tantangan. Kini Hamas sudah seperempat abad usianya.
Inilah pandangan pengamat militer Israel di harian Yediot Aharonot, Alex Fishman yang pernah mengatakan pasca pembunuhan Syekh Ahmad Yasin bahwa Hamas seperti tokoh fiktif yang setiap dipotong kepalanya akan tumbuh tiga kepala.
Dalam dialog di TV 10 Israel, mantan pejabat di Shabak Eyal Hason menegaskan, Hamas membaik dalam memanfaatkan perubahan. Semua yang terjadi di kawasan Arab saat ini selalu berpihak kepada Hamas sejak terjadi Arab Spring hingga agresi Israel ke Gaza terakhir.
Hason mengisyaraktn, kemenangan Mursi dan munculnya bintang Erdogan adalah perubahan yang berpihak kepada Hamas di kawasan. Ia menilai, kembalinya Hamas di Tepi Barat dengan kuat di Nablus, Hebron dan lainnya menegaskan rapuhnya badan keamanan otoritas Palestina dalam menghilangkan Hamas meski didukung logistik oleh Israel. Jika ada pemilu politik bersih ke depan, Hamas akan menjadi terdepan kembali.
Sementara wartawan Israel Rony Shaked yang juga pengamat politik di harian Yediot Aharonot dan mantan tokoh di Shabak khusus mengamati Hamas bahwa pertempuran di Gaza dan kemenangan Hamas menjadi faktor pendukung besar Hamas. Hamas adalah perlawanan dan akidah dalam waktu yang sama, tidak pernah pesimis dalam kondisi apapun, meski mereka mendapatkan perlakukan kasar dan represif dari otoritas Palestina bahkan itu dimanfaatkan dengan baik. Hamas memiliki jaringan besar dari para syekh, ulama, politisi, parlemen dan menteri di publik Palestina.